MA Miftahul Ulum Tambakromo, awal masuk
Edisi SMA
Tiga tahun lamanya sudah aku tempuh pendidikanku disekolah didesaku yaitu di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Tambakromo. Setelah mendapatkan pengumuman kelulusan aku belum memiliki rencana ingin melanjutkan kemana setelah itu. Karena memang pada dasarnya kau tidak punya banyak pilihan atau malah mungkin aku tidak bisa memilih. Keluargaku saja sudah bersusah payah untuk menyekolahkanku di MTs itu. MTs yang berjarak kurang lebih satu setengah kilo meter dari rumahku sendiri. Kulihat banyak dari teman-temanku yang punya rencana setelah ini mau melanjutkan kemana dan kemana, mau ke SMA ini dan ini, mau ke MA ini dan ini. Saat ditanya temanku aku mau melanjutkan kemana, hanya senyuman yang paling pas untuk menjawabnya. Dilain segi didaerahku terutama didesaku memang sedikit sekali anak-anak yang sampai mau melanjutkan ketingakat SMA. Banyak kecil-kecil sudah berangkat merantau keluar kota, luar pulau bahkan luar negeri Hal itu juga tentu yang mempengaruhi pandanganku tentang pendidikan.
Setelah acara kelulusan mulai terlihat banyak dari teman-temanku dari MTs dulu yang sudah mendaftar ke SMA pilihan mereka. Sementara aku masih berdiam diri bingung mau ngapain. Akhirnya setelah banyak dari teman sedesaku yang mendaftar di Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum Tambakromo aku jadi terbawa dan jadinya aku ikut mendaftar ke sekolah yang satu yayasan dengan MTs-ku dulu itu. Setelah izin dengan keluarga dan diperbolehkan untuk sekolah di MA itu oleh keluargaku maka aku pun daftar dengan semangat karena ternyata memang banyak temanku yang daftar disana. Proses pendaftaran dapat kulakukan dengan mudah dan lancar. Tidak berbelit-belit dan tidak membutuhkan waktu yang lama dan tanpa seleksi aku sudah diterima di sekolah itu. Tidak seperti sekolah favorit yang harus mengikuti seleksi dan bayak tahap dalam penerimaanya. Karena memang sekolah itu memang satu-satunya sekolah tingkat SMA di kecamatanku. Tapi walau begitu tak banyak yang daftar disitu, setiap tahun peminatnya aku lihat hanya cukup untuk satu kelas saja. Karena memang banyak dari lulusan MTsku yang justru berhenti sekolah setelah itu atau kalau ada yang melanjutkan ya melanjutkan ke sekolah di Kota yang favorit.
Saat menjelang masuk pertama MA, tak aku sangka pendaftar tahun itu tidak seperti biasanya. Pendaftar seangkatanku bisa dikatakan
dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Dan kami dibagi menjadi dua kelas, kelas A dan Kelas B. saat mendengar seperti itu aku jadi merasa senang sekali ternyata banyak sekali yang daftar. Mungkin ini baru terjadi dan sejarah bagi sekolahku itu. Masuk sekolah MA pertama kali, pertama kali aku memakai seragam putih abu-abum menggantikan seragam putih biruku. Aku jadi bangga juga kini aku menjadi anak setingkat SMA. Aku berangkat bersama-bersama temanku yang juga tetanggaku, berkumpul bersama untuk masuk sekolah di MA pertama kali. Mereka teman-temanku sedesa yang cowok-cowok itu kurang lebih ada lima belasan orang. Tak kusangka setelah melihat pengumuman pembagian kelas kami harus terpisah. Dan Cuma beberapa orang yang masuk dikelas A, salah satunya adalah aku. Dan sebagaian besar berada dikelas B. aku dan sedikit dari teman-temanku yang sebenarnya masuk kekelas A jadi canggung dan malu masuk kelas A. Kami malah ikut masuk kekelas B, jadinya kelas B jadi agak penuh.
Jadinya kompak dikelas B, tiba-tiba ada guru yang masuk kekelas B. karena melihat kelas terlihat penuh dan melihat daftarnya yang tak sesuai maka guru itu sontak marah-marah pada kami semua. Beliau memarahi kami semua, padahal yang salah Cuma kami yang sebenarnya dari kela A termasuk aku. Dengan masih marah beliau menyuruh siapa yang aslinya kelas A untuk kembali kekelas A. aku masih clingak clinguk toleh kanan kiri melihat teman-temanku kelas A, karena jujur aku takut mau beranjak dari kursi kelas B dan mau menuju kelas A. begitu juga teman-temanku yang disitu. Guru pun semakin marah melihat hal itu, karena taka da yang mau kekelas A. Akhirnya kami saling berbisik dan berencana segera menuju kekelas A, kawatir sang guru akan semakin marah. Padahal baru masuk saja sudah buat ulanh fikirku. Kami pun kompak berdiri dan mulai berjalan dengan merunduk dengan penuh rasa malu. Aku dan teman-temanku berjalan masuk kekelas A, tak kusangka beberaa temanku yang berasal dari kelas B juga malah ikut beranjak ke kelas A. kelas A pun jadi tambah siswanya lagi, mengetahui itu guru yang tadi menggiring kami jadi marah-marah lagi di kelas A. sempat terlihat wajah beliau yang menahan kesabarannya meladeni murid-murid barunya yang baru masuk saja sudah seperti itu. Guru itu semakin marah, aku hanya bisa merunduk sambil melihat teman-temanku yang aslinya kelas B dan berharap merke mau kembali ke kelas B lagi. Tak selang berapa lama akhirnya mereka pun mau kembali ke kelas B. setelah itu kondisi kelas baru berjalan normal. Pada awalnya memang banyak yang ingin masuk kekelas A karena terlihat siswa-siswanya lebih kelihatan seru-seru dan yang paling menjadi perhatian para temen-temenku cowok adalah karena banyak siswi kelas A yang cakep-cakep. Hehehe itulah awal ceritaku di MA Miftahul Ulum Tambakromo Pati, walau awal-awal sudah berulah dengan teman-temanku.
Edisi SMA
Tiga tahun lamanya sudah aku tempuh pendidikanku disekolah didesaku yaitu di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Tambakromo. Setelah mendapatkan pengumuman kelulusan aku belum memiliki rencana ingin melanjutkan kemana setelah itu. Karena memang pada dasarnya kau tidak punya banyak pilihan atau malah mungkin aku tidak bisa memilih. Keluargaku saja sudah bersusah payah untuk menyekolahkanku di MTs itu. MTs yang berjarak kurang lebih satu setengah kilo meter dari rumahku sendiri. Kulihat banyak dari teman-temanku yang punya rencana setelah ini mau melanjutkan kemana dan kemana, mau ke SMA ini dan ini, mau ke MA ini dan ini. Saat ditanya temanku aku mau melanjutkan kemana, hanya senyuman yang paling pas untuk menjawabnya. Dilain segi didaerahku terutama didesaku memang sedikit sekali anak-anak yang sampai mau melanjutkan ketingakat SMA. Banyak kecil-kecil sudah berangkat merantau keluar kota, luar pulau bahkan luar negeri Hal itu juga tentu yang mempengaruhi pandanganku tentang pendidikan.
Setelah acara kelulusan mulai terlihat banyak dari teman-temanku dari MTs dulu yang sudah mendaftar ke SMA pilihan mereka. Sementara aku masih berdiam diri bingung mau ngapain. Akhirnya setelah banyak dari teman sedesaku yang mendaftar di Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum Tambakromo aku jadi terbawa dan jadinya aku ikut mendaftar ke sekolah yang satu yayasan dengan MTs-ku dulu itu. Setelah izin dengan keluarga dan diperbolehkan untuk sekolah di MA itu oleh keluargaku maka aku pun daftar dengan semangat karena ternyata memang banyak temanku yang daftar disana. Proses pendaftaran dapat kulakukan dengan mudah dan lancar. Tidak berbelit-belit dan tidak membutuhkan waktu yang lama dan tanpa seleksi aku sudah diterima di sekolah itu. Tidak seperti sekolah favorit yang harus mengikuti seleksi dan bayak tahap dalam penerimaanya. Karena memang sekolah itu memang satu-satunya sekolah tingkat SMA di kecamatanku. Tapi walau begitu tak banyak yang daftar disitu, setiap tahun peminatnya aku lihat hanya cukup untuk satu kelas saja. Karena memang banyak dari lulusan MTsku yang justru berhenti sekolah setelah itu atau kalau ada yang melanjutkan ya melanjutkan ke sekolah di Kota yang favorit.
Saat menjelang masuk pertama MA, tak aku sangka pendaftar tahun itu tidak seperti biasanya. Pendaftar seangkatanku bisa dikatakan
dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Dan kami dibagi menjadi dua kelas, kelas A dan Kelas B. saat mendengar seperti itu aku jadi merasa senang sekali ternyata banyak sekali yang daftar. Mungkin ini baru terjadi dan sejarah bagi sekolahku itu. Masuk sekolah MA pertama kali, pertama kali aku memakai seragam putih abu-abum menggantikan seragam putih biruku. Aku jadi bangga juga kini aku menjadi anak setingkat SMA. Aku berangkat bersama-bersama temanku yang juga tetanggaku, berkumpul bersama untuk masuk sekolah di MA pertama kali. Mereka teman-temanku sedesa yang cowok-cowok itu kurang lebih ada lima belasan orang. Tak kusangka setelah melihat pengumuman pembagian kelas kami harus terpisah. Dan Cuma beberapa orang yang masuk dikelas A, salah satunya adalah aku. Dan sebagaian besar berada dikelas B. aku dan sedikit dari teman-temanku yang sebenarnya masuk kekelas A jadi canggung dan malu masuk kelas A. Kami malah ikut masuk kekelas B, jadinya kelas B jadi agak penuh.
Jadinya kompak dikelas B, tiba-tiba ada guru yang masuk kekelas B. karena melihat kelas terlihat penuh dan melihat daftarnya yang tak sesuai maka guru itu sontak marah-marah pada kami semua. Beliau memarahi kami semua, padahal yang salah Cuma kami yang sebenarnya dari kela A termasuk aku. Dengan masih marah beliau menyuruh siapa yang aslinya kelas A untuk kembali kekelas A. aku masih clingak clinguk toleh kanan kiri melihat teman-temanku kelas A, karena jujur aku takut mau beranjak dari kursi kelas B dan mau menuju kelas A. begitu juga teman-temanku yang disitu. Guru pun semakin marah melihat hal itu, karena taka da yang mau kekelas A. Akhirnya kami saling berbisik dan berencana segera menuju kekelas A, kawatir sang guru akan semakin marah. Padahal baru masuk saja sudah buat ulanh fikirku. Kami pun kompak berdiri dan mulai berjalan dengan merunduk dengan penuh rasa malu. Aku dan teman-temanku berjalan masuk kekelas A, tak kusangka beberaa temanku yang berasal dari kelas B juga malah ikut beranjak ke kelas A. kelas A pun jadi tambah siswanya lagi, mengetahui itu guru yang tadi menggiring kami jadi marah-marah lagi di kelas A. sempat terlihat wajah beliau yang menahan kesabarannya meladeni murid-murid barunya yang baru masuk saja sudah seperti itu. Guru itu semakin marah, aku hanya bisa merunduk sambil melihat teman-temanku yang aslinya kelas B dan berharap merke mau kembali ke kelas B lagi. Tak selang berapa lama akhirnya mereka pun mau kembali ke kelas B. setelah itu kondisi kelas baru berjalan normal. Pada awalnya memang banyak yang ingin masuk kekelas A karena terlihat siswa-siswanya lebih kelihatan seru-seru dan yang paling menjadi perhatian para temen-temenku cowok adalah karena banyak siswi kelas A yang cakep-cakep. Hehehe itulah awal ceritaku di MA Miftahul Ulum Tambakromo Pati, walau awal-awal sudah berulah dengan teman-temanku.
0 Response to "MA Miftahul Ulum Tambakromo, awal masuk."
Post a Comment