PENGELOLAAN
ARSIP
A. DEFINISI ARSIP DAN KEARSIPAN
Arsip adalah segenap naskah dalam corak apapun yang
dibuat atau diterima, baik secara lembaga atau individu, dimana saat ini tidak
dipergunakan tetapi masih memiliki nilai guna yang suatu saat dibutuhkan kembali.
Nilai guna arsip ada;ah suatu tolok ukur penilaian
bahwa arsip tersebut layak untuk disimpan. Penilaian layak simpan ini secara
internasional ditentukan dengan metode ALFRED, yaitu:
A
: Administrative : Penilaian arsip penilaian arsip berdasarkan
nilai administrasi yang dikandungnya.
L
: Legal : Penilaian arsip berdasarkan nilai hokum yang
dikandung arsip tersebut.
F
: Fiscal/ Financial : Penilaian arsip berdasarkan pada nilai
keuangan yang dimiliki oleh arsip tersebut.
R
: Research : Penilaian arsip dengan melihat pada nilai
penelitian yang dikandung oleh arsip tersebut.
E
: Education : Penilaian arsip berdasarkan pada nilai
pendidikan atau pengetahuan yang dikandung arsip tersebut.
D
: Documentary : Penilaian arsip berdasarkan pada nilai
rekaman atau record yang dikandung pada arsip tersebut.
Kearsipan adalah suatu proses penyimpanan arsip secara
sistematis agar mudah ditemukan kembali, yang meliputi penciptaan (pembuatan
dan penerimaan), penyimpanan (filling) dan penemuan kembali (fnding), penyelamatan
(pengamanan, pemeliharaan, dan perawatan), dan penyusutan arsip (pemindahan,
penyerahan, dan pemusnahan)
B. TUJUAN PENGELOLAAN ARSIP
-
Agar arsip terpelihara dengan baik,
teratur, dan aman
-
Mudah mendapatkan kembali arsip yang
diperlukan dengan cepat dan tepat
-
Menghindari pemborosan waktu dan tenaga
dalam pencarian arsip
-
Menghemat tempat penyimpanan arsip
-
Menjaga kerahasiaan arsip
-
Menjaga kelestarian arsip
-
Menyelamatkan pertanggungjawaban tentang
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
C. PERALATAN KEARSIPAN
Terdapat 3 bentuk peralatan penyimpanan utama yaitu:
1.
Ordner
Banyak digunakan pada perusahaan kecil, lembaga
pemerintah bahkan beberapa bagian pada perusahaan besar, system yang biasa
menggunakan peralatan ini adalah kronologis, baik secara system murni maupun
kronologis digabung dengan system lain.
2.
Filing Cabinet
Banyak digunakan pada kantor swasta, atau juga pada
system sentralisasi dan desentralisasi. Alat penyimpanan ini efisien digunakan
untuk semua system kecuali system kronologis.
3.
Komputer
Suatu system penyimpanan terbaru adalah penggunaan
peralatan computer. Sistem ini telah dikembangkan sebagai pengganti system
manual, ordner dan filling cabinet. Karena system ini menggabungkan semua
system penyimpanan yang ada baik secara murni atau gabungan.
D. POLA KERJA KEARSIPAN
a. Pola Sentralisasi
Penyimpanan
Arsip
Sejak berkas dinyatakan sebagai arsip maka langkah
selanjutnya adalah:
1.
Bagian pemilik arsip menyerahkan pada
bagian secretariat atau tata usaha
2.
Sekretariat menyerahkan pada bagian
arsiparis
3.
ARsip disortir, lalu diteliti, dan diberi
kode penyimpanan yang dilihat pada daftar klasifikasi
4.
Arsip dicatat pada kartu kendali (Rangkap
3), dan arsip disimpan sesuai kode penyimpanan
5.
Satu lembar kartu kendali diberikan pada
kepala tata usaha
6.
Satu lembar kartu kendali diserahkan kepada
pemilik arsip
7.
Pemilik arsip setelah menerima kartu
kendali akan membuat kartu indeks berdasarkan kartu kendali tersebut (kartu
indeks adalah media untuk memudahkan pencarian kode arsip)
8.
Kartu kendali dan kartu indeks disimpan
sesuai metode yang digunakan.
Pencarian
Arsip
Dalam pencarian arsip diperlukan langkah-langkah sesuai
prosedur, karena bagian pemilik arsip tidak menyimpan arsip. Maka setelah
menerima permintaan dari atasan:
1.
Bagian pemilik arsip akan mencari pada
kartu indeks atau kartu kendali (bila tidak dibuat kartu indeksnya)
2.
Setelah kode penyimpanan arsip ditemukan
lalu catat kode arsip tersebut
3.
Ajukan ke bagian tata usaha untuk mencari
arsip
4.
Bagian tata usaha mengecek pada kartu
kendali yang dimilikinya, lalu menyampaikan pada bagian arsiparis untuk
dicarikan
5.
Bagian arsiparis mencari
6.
Setelah ditemukan arsiparis membuat form
peminjaman arsip
7.
Menyerahkan pada kepala tata usaha bersama
form peminjaman arsip
8.
Kepala tata usaha menyerahkan kepada bagian
pemilik arsip dan meminta tanda tangan peminjaman arsip
9.
Bagian pemilik arsip memberikan arsip
kepada atasan
b. Pola Desentralisasi
Penyimpanan
Arsip
Pada pola ini arsip disimpan dan ditangani oleh bagian
yang memiliki arsip, sehingga tidak melibatkan pihak ketiga dalam pengelolaan
arsipnya.
Langkah penyimpanannya lebih efisien dan efektif yaitu
dengan cara:
1.
Berkas yang dinyatakan sebagai arsip
disortir agar diketahui apakah berkas tersebut telah dinyatakan sebagai arsip
atau belum
2.
Membaca kembali arsip untuk mengetahui kode
penyimpanan dari arsip, sesuai dengan kode yang dipergunakan lalu kemudian
mencatat kode tersebut pada buku agenda surat masuk atau agenda surat keluar
3.
Memberikan kode pada arsip, bila
menggunakan system berbasis alphabetis harus diindeks terlebih dahulu (untuk
menentukan urutan abjadnya)
4.
Menyimpan arsip sesuai system yang
dipergunakan
Pencarian
Arsip
Pada pola ini pencarian arsipnya mempunyai waktu
maksimal 2 menit agar arsip ditemukan kembali. Langkah yang dilakukan adalah:
1.
Mengidentifikasi kode penyimpanan sesuai
permintaan
2.
Apabila kode permintaan dan penyimpanan
sama dapat dilakukan pencarian langsung
3.
Apabila kode penyimpanan berbeda dengan
kode permintaan maka perlu alat bantu pencarian yaitu buku agenda surat
4.
Lakukan pencarian pada media penyimpanan
5.
Bila telah ditemukan, serahkan pada yang
meminta arsip
0 Response to "PENGELOLAAN ARSIP"
Post a Comment