Cerita ini bermula dari
pengumuman di laman bidikmisi.ac.id, tentang dibukanya pendaftaran Achievement Training Motivation. Sebuah
acara yang katanya sebagai pemotivasi bagi mahasiswa bidikmisi angkatan 2010
dalam menyelesaikan skripsi. Sebuah acara yang tertulis hanya menampung 200
peserta saja yang dibagi dua tahap. Aku
pun segera mendaftar supaya bisa masuk kuota, karena kutahu jumlah mahasiswa
bidikmisi di Unnes angkatan 2010 masih berjumlah 389 mahasiswa. Aku hitung
berarti ada 189 mahasiswa yang tidak bisa ikut, kalau aku telat daftar bisa
saja termasuk yang tidak ikut itu. Aku harus ikut, kelihatanya seru dan
bermanfaat, mumpung gratis juga fikirku. Hingga pada tanggal 5 maret pengumumannya
pun dimuat, ternyata namaku berada dibawah. Karena memang semua diurutkan
berdasarkan NIM Fakultas, jadi fakultas biruku diurutan nomor 7 yaitu fakultas
ekonomi.
Masa keberangkatan tiba, hari jum’at pukul 13.00 diharuskan berkumpul
digerbang Unnes. Setelah jum’atan aku pun berangkat, sampai disana terlihat
masih sepi bahkan tak kulihat satu pun mahasiswa BM 2010. Hanya kulihat jejeran
angkot hijau yang berbaris rapi dipinggiran gerbang, mungkin aku bakal naik
angkot ini sampai lokasi acara nanti, yaitu di Bandungan. Tolah-toleh tidak ada
mahasiswa BM, jangan-jangan aku datang paling awal fikirku. Sambil menunggu
yang lain kubeli beberapa roti dan minuman untuk mengganjal perutku yang mulai
lapar. Tak berselang lama satu dua mahasiswa BM mulai terlihat dengan ransel
besarnya, akhirnya ada temen juga yang
datang. Hingga jam 13.15 masih sedikit saja yang datang, wah kenapa pada telat
ini para mahasiswa BM. Kecewa juga melihat kebiasaan yang buruk itu juga
dilakukan oleh mahasiswa BM. Baru kira-kira jam setengah dua terlihat sudah
banyak.
Sekitar jam dua akhirnya semua peserta bersiap berangkat setelah
menyantap makan siang yang disediakan panitia. Benar dengan menggunakan angkot
hijau tadi ternyata kami akan menuju Bandungan. Perjalanan kesana Alhamdulillah
lancar, sampailah kami di Hotel Azaya. Sebuah hotel yang tertulis di plang
namannya The Unique Hotel. Ternyata
hotel ini lagi, dulu aku pernah sekali kesana untuk mengikuti acara Tutor
sebaya tetapi bukan sebagai peserta, hanya untuk rapat koordinasi antar seluruh
pengurus BM se-Unnes.
Melati B, itulah nama kunci kamar yang menjadi kamarku bersama tiga
kawanku lainnya Aim, Syukur dan Reza yang diberikan Pak Alamsyah. Berputar-putar seperti pemegang kunci yang
lain mencari dimana letak kamar melati, karena semua peserta ternyata tidak ada
yang paham denah hotel. Ditengah rintik hujan akhirnya ketemu juga itu kamar,
sempat menyesal, ngapain harus memutar karena letak kamar sebenarnya lurus dari
tempat pembagian kunci.
Tak berselang lama setelah solat ashar acara pembukaan pun dimulai. Terlihat
duduk sebagai pembawa acara adalah seorang dosen yang sering aku lihat, Pak
Diamond. Dalam pembukaan itu Pak Alamsyah memberikan banyak motivasi dan
mengingatkan kami agar segera lulus wisuda. Kalimat yang sangat berkesan yang
Pak Alam katakan “Tak terasa saya sudah hampir empat tahun ini bersama kalian,
padahal rasanya baru kemarin saya berjumpa dengan kalian”. Jadi sadar bahwa
sudah empat tahun kami menjadi mahasiswa BM, tanpa sadar satu impian akan
segera terwujud yaitu impian untuk menjadi seorang Sarjana. Akhirnya kami semua
segera sebentar lagi akan menjadi seorang sarjana, kumpulan pemuda yang dulunya
hanya anak kurang mampu yang punya banyak mimpi yang akhirnya terbantu oleh
bidikmisi hingga bisa kuliah. Kumpulan pemuda yang digadang-gadang akan menjadi
generesi emas Indonesia. Dalam pembukaan itu Pak Alam juga menyampaikan bahwa
nanti aka ada sosok istimewa bersama kalian, seorang mahasiswa BM UGM yang
dengan testimoninya telah membuat Pak SBY menangis. Dia adalah Birul Qodriyyah,
jadi penasaran aku seperti apa dia. Walaupun sempat membaca juga tentang
dirinya yang telah dimuat dibanyak media, karena telah mampun membuat seorang
presiden meneteskan air mata. Tetapi mingkin lebih seru jika bisa melihat sang
mahasiswa hebat itu secara langsung.
Acara dilanjutkan dengan
makan-makan, ini salah satu sesi acara yang
sangat kusuka. Selain gratis, makanan-makanan yang ada kalau istilah dari
teman-temanku adalah saatnya perbaikan gizi. Jadi kulihat kala itu tak
tanggung-tanggung para temanku yang mengambil porsi yang banyak. Sialnya kala
itu, sariawan membuatku menahan banyak makan. Apalagi mengambil sambal untuk
makan yang sebenarnya adalah yang sangat kusuka, tak berani sedikitpun coba
mengambilnya.
Acara setelah isya’ dilanjutkan dengan motivasi dari Pak Tomy Yuniawan. Seorang
dosen yang sering aku lihat kala memberikan materi tentang PKM bagi para
mahasiswa. Tapi kala itu dia memberikan banyak motivasi terkait Skripsi. “Mengerjakan
skripsi itu seperti pemain bola” Pak Tomy mengibaratkan. Pemain bola itu
mempunyai hardskill seperi
tendangannya kuat, bertahannya bagus, menyerangnya hebat dll. Tetapi itu juga
tidak cukup jika tidak mempunyai Softskill
seperti kerja sama dalam tim, inisiatif menyerang, kreatifitas dan insting mencetak
gol dll. Sama seperti mengerjakan skripsi hardskill
saja tidak cukup, kepintaran, kecerdasan dll itu belum cukup. Maka perlu
mempunyai Softskill juga,seperti
strategi menulis skripsi, perencanaan tahap-tahap pengerjaan, dll. Semua itu
harus dilakukan supaya skripsi dapat diselesaikan tepat waktu dengan baik. Acara
itu disisipi dengan permainan memilih gambar yang nantinya menunjukan karakter,
yaitu memilih persegi panjang, segitiga, segi enam atau memilih lingkaran. Semua
peserta diminta memilih gambar apa yang disukainya. “Siapa memilij Persegi
panjang? Apa alasan memilih itu?” Pak Tomy bertanya, beberapa peserta pun
mengangkat tanggannya. Hingga untuk gambar segitiga, segi enam dan lingkaran
begitu sama pertanyaannya. Tapi aku tidak mengangkat tangan untuk semuanya,
karena sebelumnya aku sudah pernah menjumpai permainan seperti itu. Jadi aku
sedikit tahu makna apa dibalik karakter itu, hanya dalam hati aku tetap memilih
satu yaitu segi enam. Bagiku segi enam itu artisttik dan indah tidak seperti
gambar lain disitu. Akhirnya makna karakter itu dibuka satu-satu, persegi itu
bersifat cerdas dll, segitiga itu berpandangan tajam dll, Segi enam itu karismatik dll, lingkaran itu berpandangan
luas, dan untuk yang terakhir itu Reza
berkesempatan untuk membuka karakter apa dibalik lingkaran. Itu juga karena
ulahku dan yang lainnya yang menyebut-nyebut namanya, hingga kala dia maju dan
mengeklik membuka karakter lingkaran seketika Reza langsung berbalik menuju bangkunya
lagi, beda denga peserta yang sebelumnya yang berargument kala telah membuka
karakter yang ada. Karena karakter lingkaran yang dibuka Reza bertuliskan
kalimat ”N…. S.. Besar” (sensor). Semua
dalam ruangan tertawa penuh canda sementara si Reza terdiam malu, jadi merasa
bersalah juga karena yang membuat dia maju adalah aku juga.
Setelah acara tersebut kami kembali kekamar masing-masing. Aku, Aim,
Syukur dan Reza menuju ke kamar Melati B. Didalam kamar seperti seorang para
pakar politik dan juga cendikiawan, kami berdiskusi membiacarakan Negara. Menurut
ini, menurut tokoh ini, menurut buku ini, menurut ini dan ini terdengar
pembicaraan mahasiswa yang belum lulus S1 tapi dengan kalimat yang menggebu-gebu
mencoba menguatkan pendapatnya. Hingga akhirnya pembicaraan itu diakhiri dengan
tawa bersama dan berganti tema dengan menonton anime Naruto bersama-sama. Akhirnya
topic beralih dari Negara ke dunia Anime. Terlihat Reza dan Syukur sangat
menggebu-gebu saat itu kala justru menerangkan serial anime One Piece. Sedangkan aku dan Aim sedang
asyik-asyiknya menonton Naruto episode 354-355 yang memperlihatkan seorang
ninja muda yang sedang melindungi gadis yang disukainya dari kejaran ninja
lain. Yamato yang sedang meilindungi gadis asap. Hingga akhirnya malam dikamar
melati B ditutup dengan Syukur yang tertidur karena terkantuk berat setelah
menonton video tentang bahaya “The New
World Order” penggagas tatanan dunia baru yang menggerus nilai-nilai agama.
Hingga akhirnya aku pun menyusul tidur bersama mereka.
Langit masih redup, suasana hotel masih sunyi. Aku terbangunkan oles
suara nyaringnya nada SMS yang membangunkanku, sebuah nada lagu “setiap orang
punya harapan” yang semakin lama semakin keras memenuhi ruangan. Ternyata
sebuah sms dari seseorang yang semalam tersenyum manis padaku, seorang gadis
cantik yang menyapaku dengan sangat ramah dengan senyumnya. Alhamdulillah
berkat smsnya aku terbangun, kulihat jam sudah menunjukan pukul lima. Kulihat kearah
jendela sudah nampak warna jingga fajar yang mulai nampak terang. Aku bergegas menuju
ke Musola untuk solat, setelah solat sekilas kulihat sosok wanita yang tadi
mengirimkan sms untukku, tapi mulai menghilang dibalik redupnya cahaya pagi
kala itu. Hingga tak sempat menyapanya dan mengucapkan selamat pagi. Setelah itu aku ajak teman yang tadi bersamaku
solat berjamaah subuh untuk jalan-jalan di luar hotel. Kulihat pemandangan
jingga pagi yang begitu indah, jejeran perbuktian yang sayup-sayup tertutup
dibalik embun menambah indahnya pemandangan. Kilau air dari rawa pening tak
kalah menambah pemandangan pagi itu.
Acara pagi itu dilanjutkan dengan senam pagi, dilanjutkan dengan outbond.
Kami dibagi enam kelompok, empat kelompok putri dan dua kelompok putra. Disini
aku membuat sensasi, aku mengusulkan kepda kelompokku dengan memberi nama kelompok
“PERJAKA”. Awalnya ku suruh Reza untuk nantinya yang berorasi memimpin
kelompok, karena dia sudah menjadi pusat perhatian sejak malam lalu. Tapi
akhirnya aku juga yang disuruh maju oleh kelompokku, karena aku yang
mengusulkan serta yang juga merancang yel-yel. Dengan percaya diri walaupun
sedikit malu, aku menerangkan filosofi Perjaka itu apa. ”Perjaka itu suci”
kataku, perjaka melambangkan kesucian bagi kaum adam dalam beriman dan
bertakwa. Itulah terangku singkat, selanjutnya saat yel-yel aku pimpin
kelompokku. Dengan serempak kelompokku berpaduan suara “Pejaka tingting perjaka
tingting perjaka tingting” selama dua kali. Kulanjutkan dengan berteriak
“PERJAKAAA”, disambut dengan suara kelompokku secara bersama “JOS GANDOS IDAMAN
MERTUA”. Sontak seluruh peserta tertawa terbahak-bahak mendengar jargon yel-yel
kami, tak ketinggalan sang instruktur outbond yang menggeleng-gelengkan
kepalanya.
Outbond dimulai dengan permainan berjalan diatas bambu dengan membawa
air. Pada permainan ini menekankan pada kerja sama dan rasa tak kenal lelah
demi meraih tujuan. Pada sesi permaian ini kelompokku kalah dengan kelompok
Puskesmas. Tetapi kekalahan kelompokku terbalaskan kala dipermaian kedua, yaitu
estafet bambu. Ternyata kecepatan tanpa harus menunggu orang lain dalam
bertindak itulah kuncinya dalam permainan ini. Untuk mencapai harapan tidak
perlu sampai menunggu orang lain sukses dahulu, kita harus memikirkan diri
sendiri sukses sulu baru memikirkan orang lain. Permaian ketiga, terpaksa
kelompok perjaka harus kalah dalam estafet air menggunakan kepala. Padahal karena
aku yang berada dipaling depan wajahku harus basah kuyup mencelupkan kedalam
air kolam untuk mengambil air berkali-kali. Kelompok perjaka selalu kalah jika
permainan berhubungan dengan air. Posisi skor masih 2-1, tim puskesmas unggul. Akhirnya
di permainan ketiga kelompok perjaka berhasil merebut poin dalam kecepatan dan
ketepatan melewati kotak ranjau. Dalam permainan ini, intinya adalah belajar
dari masa lalu untuk bisa segera sukses kedepannya. Hingga akhirnya acara
Outbond selesai ditutup dengan foto bersama.
Selanjutnya setelah outbond banyak yang berencana renang, aku pun
berjalan menuju kolam. Tetapi kebanyakan kulihat malah menuju tempat makan. Jadinya
dikolam aku hanya berjalan dengan Reza, baru saja aku melepas sepatu dipinggir
kolam tiba-tiba “Byuuuuuur” Reza dengan jailnya mendorongku hingga tercebur
kolam. Dingin rasanya air membuatku menggigil, tapi akhirnya tetap kunikmati
dengan berulang kali menceburkan diri. Melihat aku yang mulai asyik dikolam
renang, akhirnya satu persatu para peserta ikut menceburkan diri hingga
akhirnya kolam penuh dengan orang. Saatnya mengerjai Reza, aku dan beberapa
yang lain menariknya ketengah kolam. Terlihat tampang Reza yang mulai
ketakutan, kami hanya tertawa melihat itu. Akhirnya aku pun menariknya
kepinggir lagi. Rasanya puas juga mengerjai Reza lagi.
Setelah renang dan berganti dengan pakaian yang rapi, aku pun solat
dengan yang lainnya. Segera setelah itu menuju tempat makan, dan bergegas setelahnya
menuju aula untuk acara terakhir dalam kegiatan itu. Semua peserta sudah masuk
ruangan, terlihat wajah-wajah yang menunjukan rasa lelah setelah tadi
ber-Outbond ria bersama. Terlihat disampingku si Aim yang menyenderkan
kepalanya dipundakku yang mulai mengantuk berat. Kulihat yang lain juga sudah
banyak memejamkan mata. Sementara aku masih menanti sosok istimewa yang akan
datang untuk acara terakhir itu, yaitu Birul Qodriyah. Tapi lama terasa
menunggu dan semakin beratnya rasa kantuk membuatku tertidur sejenak, hingga
terdengar suara agak riuh membangunkanku. Kulihat kearah depan ada sosok wanita
cantik berkerudung coklat yang sekarang duduk dibangku yang tadinya kosong.
Dengan senyumnya yang sederhana sambil mengotak-atik laptopnya, “Oh itu yang
namanya Birul Qodriyyah” kataku dalam hati.
Akhirnya acara ditutup Pak
Alamsyah dengan sebelumnya diberikan tiga hadiah bagi temen-temenku yang
bertanya salah satunya adalah Reza yang mendapatkan buku “Anak Singkong” cerita
tentang Chairul Tanjung. Semua rangkaian acara memberikan pasokan motivasi
buatku, sebuah acara yang benar-benar bermanfaat. Terima kasih untuk pengelola
bidikmisi Unnes, Pak Alamsyah beserta dosen-dosen dan panitia lainnya yang
telah membuat semangat kami bergelora lagi. Menjadikan kami lebih bersemangat
menyelesaikan skripsi dengan segera. Semangat menjadi seorang wisudawan. Karena
saat itulah awal dari mimpi-mimpi dan harapan tinggi kami akan dimulai lagi. Terima
kasih juga untuk mbak Birul Qodriyyah, cerita dan motivasinya sungguh menjadi
inspirasi berharga. Terima kasih pula kepada segenap teman-temanku peserta
Achievement Training Motivation BM 2010, kalian luar biasa. Mari kita ukir masa
depan Indonesia menjadi luar biasa. Semangat Generasi Emas Indonesia !!!.
0 Response to "SERUNYA ACHIEVEMENT TRAINING MOTIVATION BIDIKMISI UNNES - Catatan Bidikmisi ke-33"
Post a Comment