Skripsi
Oh.. Skripsi….
S-eorang
mahasiswa yang mencari gelar sarjana
K-uliah
beberapa tahun dilaluinya
R-asa-rasanya
gelar sudah menunggu didepan mata
I-ngin
segera menyelesaikan belajarnya
P-ekerjaan
hebat sangat diimpikannya
S-elesai
nanti ketika ia usai diwisuda
I-tulah
gambaran kala ia menggenggam erat berkas skripsinya yang belum kelar juga.
Skripsi
adalah suatu kegiatan belajar akhir bagi seorang mahasiswa untuk bisa lulus
kuliahnya. Beberapa semester dilalui dengan susah payah dan suka duka kini
tinggal skripsi yang harus diselesaikan. Skripsi, banyak mahasiswa yang sangat
ketakutan dibuatnya. Tapi juga banyak mahasiswa yang menunggu-nunggunya.
Skripsi, beban belajar yang terdiri dari 6 SKS itu kalau diukur dari jumlah
SKS-nya kelihatan itu Cuma sedikit. Bayangkan jika dibandingkan dengan kuliah
biasanya yang standar berjumlah 22 SKS. Hampir seperempatnya sendiri. Tapi apa
daya kenapa banyak Skripsi yang malah membuat mahasiswa kuliahnya jadi lama
bahkan bertahun-tahun.
Semua
mahasiswa inginnya sih lulus tepat waktu, 8 semester lulus dapat gelar sarjana.
Malahan banyak juga yang 7 semester sudah lulus, karena cepat mengerjakan
skripsinya. Terus kenapa banyak juga yang kuliahnyanlama, terkhusus kala
mengerjakan skripsi kok malah jadi lama padahal Cuma enam SKS. Eittss tunggu
dulu, memang jumlah SKSnya itu sedikit, Cuma 6. Tapi perjuangan dan kegiatannya
itu yang bikin lama, hingga dalam kurikulum jatah 1 semester memang
terkhususkan untuk skripsi.
Ini
dari pengamatanku saja, mungkin beda dengan yang lainnya. Beda dengan yang lain
fakultas denganku, apalagi yang beda universitas. Pertama, dari pengajuan topik
skripsi. Banyak dari temenku yang sampai 1 bulan lebih baru bisa di ACC itu
topiknya, atau disetujui oleh verifikator penyutujuan topik. Bahkan pada tahap
awal inilah banyak mahasiswa yang malah menyerah dan jadi males lagi kekampus.
Mereka jadi milih untuk mudik kekampung atau hanya tidur-tiduran dikos. Tapi
banyak juga yang sekali dua kali ngajuin langsung deh disetujui. Kuncinya dalam
tahap ini, “Jangan Pernah Menyerah”. Tapi gak cukup itu saja karena perlu
mengajukan topic yang bagus serta didukung data dan teori yang kuat. Ya
observasi perlu dilakukan lah sebelumnya. Dan yang penting juga jangan sampai
melenceng dari jurusan dan prodi yang ditekuni selama ini. Dan yang utama,
harus menurut apa yang disaranin oleh verifikator.
Kedua,
setelah disetujui. Tantangan yang kedua yang dihadapi adalah dosen pembimbing
yang telah ditujuk oleh pihak jurusan. Disini banyak sekali mahasiswa yang
berharap tidak mendapat dosen pembimbing yang sulit, mereka selalu mendambakan
dosen-dosen yang mudah. Ya sebenarnya dosen-dosen itu tergantung persepsi kita
saja lah. Bagiku ya aku anggap semuanya pasti mudah, yang penting kita usaha.
Saat sudah dapat dosen pembimbing, masih harus bergelut dengan yang namanya
JUDUL SKRIPSI. Ini juga ternyata gak butuh waktu 1 menit terus disetujui. Hemmm
lagi-lagi akan ditanyai teori-teori dan data-data yang mendukung. Okee pokoknya
tetap semangat, biar cepet di setujui
Ketiga,
inilah yang menurutku sangat membuat mahasiswa banyak yang malas karenanya.
Yaitu menunggu bimbingan, kenapa tidak ???. saat menunggu bimbingan ini banyak
dari mahasiswa yang dating dari pagi demi bisa bimbingan ehhh malah sang dosen
tidak ada. Atau kalu ada eh malah lagi gak bisa bimbing. Hehehe disini perlulah
kesadaran dari mahasiswa juga sebenarnya, karena dosen itu juga punya urusan
lain dalam pekerjaannya. Bahkan 1 minggu menunggu diruangan dosen kadang-kadang
juga gak bisa ketemu, eh malah kala gak ditunggu sang dosen datang. Hem… memang
jadi mahasiswa harus sangatlah sabar, biar bisa cepet tuh skripsinya.
Keempat,
pengurusan perizinan itu juga butuh waktu gak Cuma sehari. Perizinan di
birokrasi kampus butuh waktu semingguan. Tapi kadang juga lebih, kadang
suratnya hilang lah, kadang salah lah, kadang juga gak tahu kemana. Tapi juga
kadang beberapa hari sudah jadi. Ya ditahap ini sambil menunggu surat perizinan
jadi mungkin bisa edit-edit itu skripsi, walau Cuma ngedit beberapa kata.
Hehehe. Selanjutnya perizinan di lokasi penelitian. Jika lokasinya mudah dan
welcome, ya semuanya jadi cepat dan lancar. Tapiii, kalau lokasi penelitiannya
sudah merespon negatif. Wah bisa jadi lama itu surat-surat saja. Jadi pastikan
memilih lokasi penelitian yang mudah.
Selanjutnya
kelima kala penelitian, ini juga butuh waktu. Seperti tadi dibilang, jika
lokasi penelitiannya sudah mudah maka bakalan mudah. Jika sulit ya bakalan
sulit.
0 Response to "Jangan Tanya Skripsiku - Catatan Sang Bidikmisi Ke-32"
Post a Comment