Bidikmisi adalah beasiswa yang diperuntukan untuk mahasiswa yang kurang mampu. Sehingga yang mendapatkannya adalah para mahasiswa yang telah lolos seleksi dari segi kekayaan yang dimilikinya. Walau tak dipungkiri masih ada terlihat mahasiswa yang sebenarnya mampu namun mendaftar bidikmisi. Mungkin mereka itu adalah mahasiswa yang tidak merasa iba dengan keadaan orang lain yang ingin kuliah, namun tak bisa. Ada pula mahasiswa bidikmisi yang memang berasal dari kurang mampu, namun terlihat begitu glamour dan seolah menghaburkan uang bidikmisinya. Tentu hal ini membuat mahasiswa lain menjadi bertanya-tanya.
"Mengapa sih dia mendapat bidikmisi? kok kebiasaanya seperti itu? kelihatannya dia memang orang kaya."
Ada memang tipikal mahasiswa yang ingin terlihat mewah diantara teman-temannya. Ia membuat dirinya seolah adalah orang yang kaya raya. Walaupun dari uang beasiswa. Dia menampilkan sosok yang lebih dari yang lain. Dari cara ia bergaya dan melakukan banyak hal. Hingga banyak orang berkomentar, kenapa sosok seperti dia mendapat beasiswa bidikmisi. Tak cukup dari itu, akibat dari sosoknya yang terkesan mewah maka membuat mahasiswa lain berprasangka kurang baik terhadap mahsiswa bidikmisi yang lainnya.
"Lihat itu orang yang kaya namun daftar bidikmisi! Lihat itu, kenapa orang yang seperti itu dapat bidikmisi."
Satu nila merusak susu sebelanga. Satu titik kotoran memperkeruh air satu ember. Begitulah kiranya, ia membuat nama bidikmisi sedikit tercoreng. Lebih menyedihkan lagi, ketika timbul opini bahwa banyak mahasiswa bidikmisi seperti itu. Padahal walau tidak demikian. Rasanya ingin memberitahukan bahwa hanya sedikit sosok yang seperti itu. Itu pun sebenarnya memang mereka hanya mungkin ingin bergaya, mereka itu bukan orang yang kaya raya.
"Eh lihat, itu anak bidikmisi glamourbanget ya! pakaiannya, gadgetnya, motornya!"
Memang tak ada salahnya bergaya, tak ada larangan untuk memiliki gadget yang mahal. Kita pun tak bisa men-judge bahwa si dia menggunakan sepenuhnya modal bergaya itu dari uang beasiswa. Bisa saja ia sambil bekerjra ketika kuliah, ataupun punya sampingan yang lumayan hasilnya. Namun tetap saja, glamouritas berlebihan sebagai mahasiswa bidikmisi itu kurang tepat. Karena tak semua orang bisa menerima alasan kita. Kita pun tak bisa selalu memberikan penjelasan yang selalu bisa diterima. Ada banyak sudut pandang dalam menilai kita. Maka jangan terlalu banyak bergaya seakan berhura-hura, jika engkau masih menyandang status sebagai mahasiswa bidikmisi. Jika engkau memang telah sukses mencari uang selagi menjadi mahasiswa, mungkin lebih bijak memberikan beasiswamu utnuk orang yang lebih membutuhkan.
"Mengapa sih dia mendapat bidikmisi? kok kebiasaanya seperti itu? kelihatannya dia memang orang kaya."
Ada memang tipikal mahasiswa yang ingin terlihat mewah diantara teman-temannya. Ia membuat dirinya seolah adalah orang yang kaya raya. Walaupun dari uang beasiswa. Dia menampilkan sosok yang lebih dari yang lain. Dari cara ia bergaya dan melakukan banyak hal. Hingga banyak orang berkomentar, kenapa sosok seperti dia mendapat beasiswa bidikmisi. Tak cukup dari itu, akibat dari sosoknya yang terkesan mewah maka membuat mahasiswa lain berprasangka kurang baik terhadap mahsiswa bidikmisi yang lainnya.
"Lihat itu orang yang kaya namun daftar bidikmisi! Lihat itu, kenapa orang yang seperti itu dapat bidikmisi."
Satu nila merusak susu sebelanga. Satu titik kotoran memperkeruh air satu ember. Begitulah kiranya, ia membuat nama bidikmisi sedikit tercoreng. Lebih menyedihkan lagi, ketika timbul opini bahwa banyak mahasiswa bidikmisi seperti itu. Padahal walau tidak demikian. Rasanya ingin memberitahukan bahwa hanya sedikit sosok yang seperti itu. Itu pun sebenarnya memang mereka hanya mungkin ingin bergaya, mereka itu bukan orang yang kaya raya.
"Eh lihat, itu anak bidikmisi glamourbanget ya! pakaiannya, gadgetnya, motornya!"
Memang tak ada salahnya bergaya, tak ada larangan untuk memiliki gadget yang mahal. Kita pun tak bisa men-judge bahwa si dia menggunakan sepenuhnya modal bergaya itu dari uang beasiswa. Bisa saja ia sambil bekerjra ketika kuliah, ataupun punya sampingan yang lumayan hasilnya. Namun tetap saja, glamouritas berlebihan sebagai mahasiswa bidikmisi itu kurang tepat. Karena tak semua orang bisa menerima alasan kita. Kita pun tak bisa selalu memberikan penjelasan yang selalu bisa diterima. Ada banyak sudut pandang dalam menilai kita. Maka jangan terlalu banyak bergaya seakan berhura-hura, jika engkau masih menyandang status sebagai mahasiswa bidikmisi. Jika engkau memang telah sukses mencari uang selagi menjadi mahasiswa, mungkin lebih bijak memberikan beasiswamu utnuk orang yang lebih membutuhkan.
2 Responses to "Jangan Rusak Nama Bidikmisi, Dengan Kelakuanmu Yang Suka Hura-Hura"
Bunuh ja orang sok kaya
Gaya ja ajak carok klo memnag boleh lah gaya..
Wah serem sekali bang, hehehe
Post a Comment