Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya ketika beberapa kali gagal dalam seleksi masuk perguruan tinggi. Beberapa mengikuti seleksi namun ya memang belum bisa lolos. Rasanya memang sedih sekali, sudah begitu semangat. Namun rasanya begitu down ketika harus menerima pengumuman bahwa saya gagal seleksi. Nama saya tidak ada dalam barisan nama-nama siswa yang lolos dalam seleksi.
Awal cerita :
Seperti halnya sebagai seorang siswa yang berada di ujung masa-masanya sekolah di SMA. Waktu itu saya sekolah di SMA Muhammadiyah 03 Kayen, sebuah sekolah kecil yang baru berdiri di Pati Jawa Tengah. Setelah bingung mau ngapain aja setelah lulus nanti, jadinya kepikiran untuk mencoba untuk kuliah. Seperti berbagai saran dan motivasi dari beberapa guru. Jadinya saya memulai mencari informasi di Internet tentang berbagai macam perguruan tinggi di negeri ini. Jadilah saya mendaftar kuliah juga, sambil berharap bisa mendapatkan beasiswa.
Gagal edisi pertama :
Pertama saya daftar di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya, yaitu dahulu namanya adalah IAIN Sunan Ampel. Sekarang sudah berganti dengan nama UIN Sunan Ampel. Jauh juga saya mendaftar, sendirian pula. Setelah mondar-mandir kesana kemari. Lalu mengikuti tes seleksi, jadinya saat pengumuman tiba. Eh ternyata saya tidak lolos. Hemm rasanya memang menjadi suatu pukulan bagi saya, lagi semangat-semangatnya ingin kuliah. Namun tidak berjalan dengan begitu mulus. Saat itu pun saya menyadari sepenuhnya, "mungkin saya tak sepintar peserta lain."
Gagal edisi kedua :
Saya masih tak menyerah, saya mendaftar lagi di IAIN Walisongo Semarang. Sekarang sih sudah berganti nama dengan UIN Walisongo Semarang. Hehehe mengapa saya lebih terobsesi di kampus dengan latar belakang agama Islam. Ya pada saat itu saya ingin meneruskan pendalaman Agama saya setelah mondok di Kayen. Setelah kirim berkas persyaratan dan di seleksi, ya faktanya memang saya tidak berhasil lagi. Sudah dua kali saya merasa gagal masuk perguruan tinggi negeri. Rasanya pupus sudah, karena saat itu saya juga mengejar beasiswa bidikmisi. Hemm karena memang saya merasa kesulitan biaya jika harus membiayai kuliah sendiri. Namun ya gagal lagi, gagal lagi.
Seleksi edisi ketiga, dan berhasil juga :
Kemudian tak berselang lama setelah adanya keputus-asaan saya untuk kuliah. Ada sebuah hadiah dari guru saya, Bu Misroh namanya. Beliau menghadiahi saya untuk ikut SBMPTN. Saya pun semangat lagi, namun tentu saingannya juga berat pula di SBMPTN nanti. Karena Bu Misroh menyaratkan saya harus memilih Unnes, alias Universitas Negeri Semarang. Seleksi pun saya lalui, dan hasilnya seperti apa? hemmm alhamdulillah lolos juga. Saya lolos masuk di Universitas Negeri Semarang. Wah senang sekali rasanya, serta alhamdulillah saya bisa lolos juga mendapatkan beasiswa bidikmisi.
Kemudian tak berselang lama setelah adanya keputus-asaan saya untuk kuliah. Ada sebuah hadiah dari guru saya, Bu Misroh namanya. Beliau menghadiahi saya untuk ikut SBMPTN. Saya pun semangat lagi, namun tentu saingannya juga berat pula di SBMPTN nanti. Karena Bu Misroh menyaratkan saya harus memilih Unnes, alias Universitas Negeri Semarang. Seleksi pun saya lalui, dan hasilnya seperti apa? hemmm alhamdulillah lolos juga. Saya lolos masuk di Universitas Negeri Semarang. Wah senang sekali rasanya, serta alhamdulillah saya bisa lolos juga mendapatkan beasiswa bidikmisi.
Pelajaran berharganya :
Kegagalan itu memang membuat kita bersedih, namun jangan sampai membuat kita patah semangat. Ya namanya hidup, pastilah akan ada keberhasilan dengan mudah atau keberhasilan yang akan dicapai dengan berbagai kegagalan terlebih dahulu. Terpenting sudah berani mencoba, gagal atau berhasil itu urusan nanti. Kita tidak tahu kalau memang belum dicoba. Maka selagi ada kesempatan, ya mencoba lagi dan lagi. Terpenting semangat saja, seraya berdoa diberi kelancaran oleh Allah ta'ala.
0 Response to "Pengalaman Gagal Berkali-Kali Seleksi Masuk Kuliah"
Post a Comment