Pada tahun 2017 ini, Alhamdulillah aku mendapat undangan untuk mengisi acara di almamaterku dulu yaitu di Universitas Negeri Semarang. Diminta sebagai salah satu pembicara di acara silaturrohim mahasiswa bidikmisi Fakultas Ekonomi Unnes angkatan 2017. Alhamdulillah, selama empat tahun terakhir ini masih diberi kesempatan oleh panitia yang tak lain adalah para adik angkatanku untuk turut berbagi semangat dengan mahasiswa baru bidikmisi. Hingga di kamarku terpajang berbagai kenang-kenangan yang mereka berikan setiapkali habis acara. Plakat-plakat yang seolah juga berbicara padaku, jangan sampai melupakan bidikmisi di Unnes.
Langkah kakiku menginjak kampusku di hari sabtu pagi, 27 September 2017. Sebuah kampus yang dahulu telah membesarkanku hingga seperti sekarang. Tidak terbayang kini aku yang sebagai alumni, kini harus berdiri di depan banyak mahasiswa baru untuk memberikan semangat atau hanya sekadar berbagi cerita tentang bidikmisi. Empat tahun terakhir dari tahun 2014, setidaknya aku masih mengingat betapa antusiasnya setiap angkatan bidikmisi yang pernah aku temui. Mereka yang jumlahnya ratusan, mereka yang duduk manis menatapku yang berdiri di depan mereka. Namun di tahun ini agak berbeda, jumlah angkatan bidikmisi di FE Unnes berkurang. Jumlahnya hanya tidak sampai 200 mahasiswa, padahal sebelumnya bisa lebih dari 300 mahasiswa. Namun hal ini tak mengurangi semangatku untuk berbagi cerita dengan mereka. Berbagi pengalaman sebagai mahasiswa bidikmisi, apalagi yang seperti aku sendiri yang sudah lulus kuliah. Mungkin sedikit banyak akan memberikan gambaran dan pandangan bagi mereka mahasiswa baru bidikmisi bagaimana mereka akan melangkah selanjutnya.
Pagi itu, kulangkahkan menapaki suasana kampus Unnes yang sudah banyak berubah. Sekarang banyak gedung-gedung baru yang begitu megah dan modern. Sungguh begitu nampak keren dan kurasa sangat nyaman bagi para mahaiswanya. Hingga langkahku akhirnya di sambut oleh para panitia penyelenggara, menyambutku dengan senyuman manis. Nampaknya wajahku tak asing bagi mereka, padahal memang aku bukanlah orang yang terkenal. Hingga akhirnya tiba giliranku untuk berbagi cerita dengan mahasiswa baru, dengan segenap kata-kata intermezo dari sang moderator maka aku pun melangkahkan kaki dengan percaya diri. Terdengar beberapa tepuk tangan megiringi langkahku untuk masuk, serasa diri ini adalah orang yang terkenal. Padahal adalah sosok yang biasa-biasa saja.
Seperti biasa, aku mulai dengan berbagai candaan-candaan yang membuat mereka tak tegang. Dilanjutkan dengan tampilan-tampilan video yang aku buat untuk menceritakan seorang bidikmisi itu seperti apa. Ternyata, sama juga seperti tahun-tahun sebelumnya. Banyak dari mereka yang tak kuasa menahan air matanya. Mengalir pelan terasa begitu dalam, seolah memang mereka sedang meresapi kejadian yang mereka alami sendiri. Kadang aku juga berpikir, kok hobi juga diriku membuat orang lain menangis. Mungkin rangkaian kata yang aku buat dalam video itu terlalu puitis, bisa juga mungkin terlalu lebay. Hehehe, karena di balik air mata mereka tak jarang mereka pun tersenyum dan tertawa kecil. Memang banyak yang bilang, aku adalah orang yang pinter banget merangkai kata-kata. Hingga tak jarang pula dicap sebagai cowok playboy yang hobby merayu wanita. Hehehe padahal tidak demikian. #ngeles.
Pagi itu, panjang lebar aku mengenalkan tentang bidikmisi. Panjang lebar pula menceritakan pengalaman sebagai mahasiswa bidikmisi. Tentang enaknya, tentang susahnya, tentang suka dukanya dan lain-lain lagi. Hingga setelah berbicara hingga cukup lama, sang moderator membisikkan kalimat bahwa waktunya sudah cukup. Saking semangatnya sampai aku lupa dengan jatah waktu yang diberikan oleh panitia. Aku tutup presentasiku disana dengan sebuah tayangan video lagi, sebuah puisi akrostik dari makna kata "Bidikmisi". Lagi-lagi memang video itu banyak membuat mereka menitikkan air mata. Mungkin mereka semua ingat tentang perjuangan mereka untuk bisa kuliah. Bagaimana perjuangan mereka untuk bisa mewujudkan impian mereka untuk bisa sekolah sampai setinggi-tingginya.
Di sesi tanya jawab, tak aku duga ada seorang penanya yang membuka pertanyaanya dengan kalimat-kalimat terenyuh yang beriring mimik wajah yang menahan air mata. Lalu beberapa pertanyaan yang tak lain adalah tentang bab-bab bidikmisi dan impian. Mereka nampak senang dan begitu merasa tak sisa-sia mengikuti kegiatan yang mereka anggap sangat keren diselenggarakan bagi mereka itu. Hingga akhirnya, aku pun menyudahi kehadiranku di acara itu. Pesan yang sering aku sampaikan pada para peserta adalah,
"Setiap orang berhak bermimpi, setiap orang punya harapan. Setiap orang berhak menjadi yang terbaik, maka kejarlah mimpi itu selagi bisa. Dan nikmatilah semua proses yang ada, jangan sampai terbebani karena adanya banyak mimpi yang kita punya."
0 Response to "Berbagi Semangat Dengan Mahasiswa Baru Bidikmisi FE Unnes di Tahun 2017"
Post a Comment