Mbuludan - Bumi Mauludan Petilasan Nyai Ageng Ngerang - Pati

Nyai Ageng Ngerang, beliau adalah salah satu waliyullah yang dimuliakan di kawasan karisedinan Pati. Salah satu sosok yang dahulunya menjadi pendakwah agama islam di wilayah Pati. Makam beliau berada di dukuh Ngerang, salah satu pedukuhan di Desa Tambakromo kabupaten Pati. Sebuah dukuh yang jaraknya sekitar 13 Km dari pusat kota Pati.

Kali ini saya ingin menuliskan tentang sebuah tempat yang secara turun temurun dipercaya oleh warga Ngerang, termasuk saya sendiri. Sebuah tempat yang bernama "Mbuludan", yang dipercaya sebagai jejak petilasan Sang Waliyullah di masa hidupnya. Mbuludan sendiri berasal dari kata Maulud dengan imbuhan "an". Kalau istilah sekarang adalah Mauludan. Mauludan sendiri mempunyai arti "Kelahiran". Bagi warga masyarakat Jawa, istilah tersebut untuk menamai sebuah kegiatan membaca biografi Nabi Muhammad, sebuah ringkasan cerita dari perjalanan sang Nabi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di bulan Robiul Awwal, dari tanggal 1 sampai tanggal 12. Tepat di hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

( baca juga : Ngerang, Tempat Lahir Tercinta yang Memang Istimewa )

Lalu mengapa tempat di dukuh Ngerang tersebut dinamai Mbuludan?. Dari sejarah yang turun temuran diceritakan antar generasi, memang asal kata dari Mbuludan itu sendiri adalah "Mauludan". Namun untuk memudahkan pengucapan bagi warga sekitar, maka lidah jawanya menjadi Mbuludan. Tempat ini dipercayai sebagai tempat Mbah Nyai Ageng Ngerang membacakan solawat dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Kalau sekarang, bisa jadi seperti para anak muda yang membacakan kumpulan cerita nabi Muhammad yang lebih dikenal dengan "Berjanjenan" atau "Berjanjen". Kata Berjanjenan atau berjanjen ini juga sebuah istilah yang memudahkan masyarakat jawa untuk menamai sebuah buku ringkasan perjalanan Nabi Muhamaad serta kumpulan solawat yang dibaca, yaitu kitab "Mawlid Al-Barzanji. Kitab yang ditulis seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al – Barzanji.

Mbuludan, jadi ketika anda berziarah ke Makam Nyai Ageng Ngerang. Jangan lupa untuk napak tilas ke Mbuludan. Letaknya tak jauh dari makam Nyai Ageng Ngerang. Kira-kira sekitar seratus lima puluh meter ke arah utara dari Makam Nyai Ageng Ngerang. Atau bisa bisa diakses dari sebelah ujung timur bagian selatan Dukuh Ngerang, karena sekarang sudah dibangun dan diperlebar jalannya sehingga muat untuk sebuah minibus.

Mbuludan, atau sekarang juga dikenal sebagai Bumi Mauludan. Setiap tahunnya mengadakan acara rutin di tempat bersejarah ini. Di tempat ini, para warga dukuh Ngerang melangsungkan acara sedekah bumi. Sebuah acara berdoa bersama sambil berbagi makanan sebagai bentuk rasa Syukur atas limpahan karunia Allah Ta'ala dari hasil bumi di dukuh Ngerang. Tempat itu pun menjadi penuh oleh warga, namun warga dukuh Ngerang percaya bahwa sebanyak apapun warga dukuh Ngerang yang datang maka niscaya Mbuludan itu masih bisa muat untuk menampungnya.

( baca juga : Ngerangan, Pasar Malam Sepanjang 1,5 Km yang layak kamu Kunjungi )

Alhamdulillah, sekarang ini di Mbuludan sendiri tidak hanya ada rutinan setiap tahunnya. Namun sekarang ada jama'ah yang rutin menapak tilas kegiatan Mbah Nyai Ageng Ngerang dalam membaca solawat, setiap malam senin atau minggu malam rutin diadakan acara mauludan di tempat tersebut. Jama'ah yang menghidupkan atau "nguri-nguri" kegiatan mauludan tersebut adalah Jama'ah Syubbaniyah. Lalu setiap malam rabu atau selasa malam, turut diadakan pula kegiatan istigosah. Seperti inilah kini bangunan yang berdiri di atas Mbuludan. Sebuah bangunan berbentuk prisma segidepalan dengan sisi terbuka.

Demikian yang bisa sedikit saya ceritakan. Kurang dan lebihnya mohon maaf, karena keterbatasan pengetahuan yang saya punya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan saudara semua. Sejarah jika tidak ditulis, bisa jadi cerita turun temurun itu bisa hilang atau tedistorsi karena tahun yang terus berganti. Jika ada sobat semua yang ingin menambah informasinya tentang sejarah atau berkaitan dengan Mbuludan, saya sangat berterima kasih. Semoga bermanfaat.

Tweet