Setelah sekian lama berhenti menulis sebuah buku, empat tahun mungkin kira-kiranya. Setelah novel pertama yang berhasil aku selesaikan. Novel yang membuatku menjadi tambah suka menulis, novel pertama Emak Aku Ingin Kuliah yang aku tulis berdasarkan cerita pengalamanku sendiri. Lalu akhirnya di tahun 2018 ini aku pun bisa menyelesaikan buku yang kedua, sebuah buku yang aku tuliskan berdasarkan berbagai pengalaman tentang kehidupan asmaraku dan juga orang lain di sekitarku. Walau bukan berjenis novel lagi, namun aku sangat senang denga hasil tulisannya.
Sebenarnya aku sudah menyimpan draf buku ini cukup lama. Mungkin hampir ada setahun aku menyimpannya di dalam folder di laptopku. Sebuah draf yang aku biarkan terdiam, waktu itu belum terfikir untuk segera mengajukannya ke penerbit. Hingga akhirnya setelah menikah, istriku mendukungku agar aku menerbitkannya.
Move On, sebuah tulisan bertema percintaan yang menggambarkan sebuah perasaan yang ingin beranjak dari masa lalu untuk bisa mendapatkan cinta yang baru. Buku ini sebenarnya bersumber dari banyak tulisanku yang sudah aku muat di beberapa blog, baik milikku sendiri maupun media yang lain. Walau tidak dalam versi penuhnya. Sebuah artikel yang aku tulis di media online itu mungkin hanya sepertiga dari tulisan yang ada dalam buku. Seperti sebuah garis besarnya saja, yang uraian lengkapnya aku tulis dalam buku itu.
Walau demikian, sebuah artikel yang aku tulis walau tak sepanjang di bukunya. Ternyata sering kali bisa mencapai ribuan share di media sosial. Bahkan ada satu artikel yang bisa sampai tembus delapan puluh ribu share. Itu bagiku yang sangat luar biasa, hingga aku sering berandai-andai jika mungkin menjadi sebuah buku seperti ini bisa pula mencapai penjualan yang sebanyak itu. Mungkin akan bisa mencapai banyak pembaca.
"Sesederhana apapun bukunya, itu adalah tetap sebuah karya."
Aku kadang berpikir pesimis, buat apa aku menulis sebuah buku yang remeh temeh atau tak sekeren penulis besar-besar itu. Toh juga kemungkinan tidak banyak yang akan membeli buku itu. Namun ternyata rasa pesimis ini bisa hilang seketika, saat diri ini tidak hanya berorientasi kepada hasil penjualan atau banyaknya buku yang berhasil kita sebarkan ke pembeli. Namun beriring dari itu semua, ada hal yang patut kita syukuri sendiri sebagai seorang manusia. Kita bersyukur, bahwa kita bisa membuat sebuah karya. Walau itu sebuah karya yang sederhana. Karena memang tak banyak orang yang bisa atau mau melakukan yang demikian itu.
"Move On, Memaafkan Masa Lalu Menyambut Cinta Yang Baru."
Sebuah buku yang semoga bisa bermanfaat untuk banyak orang. Bermandaat untuk yang membacanya, mampu membuat seseorang bisa mengambil hikmah dari segenap kisah masa lalunya. Memahami berbagai kejadian dan peristiwa yang telah dilalui, agar bisa membuat masa sekarang dan masa depan bis adiperbaiki. Hingga segenap cerita masa lalu itu, walau mungkin terlalu banyak sesuatu yang harus disesali atau ditangisi, namun menyambut masa depan itu tentu adalah hal yang lebih berarti. Hingga kita bisa menyambut cinta yang baru, dan membuat masa depan yang lebih indah.
"Seburuk apapun masa lalu, kita masih punya kesempatan menjadikan masa depan kita begitu indah. Lalu seindah apapun masa lalu, maka kita tetap bisa berusaha menjadikan masa depan itu jauh lebih indah dari sebelumnya."
0 Response to "Menerbitkan Buku Yang Kedua, "Move On, Memaafkan Masa Lalu Menyambut Cinta Yang Baru.""
Post a Comment