Diriku pernah ditanya seorang kawan, "Mas, aku punya modal sedikit. Menurutmu, enaknya buka usaha dulu atau nikah dulu?"
"Jika calon yang kau punya orangnya mau menerimamu dari nol dan mau diajak berusaha dari awal, nikah dulu itu juga baik. Pilihan pertama ini, tentang calon istrimu bagaimana penerimaanya padamu. Serta, jika kau percaya bahwa nikah bisa membuka jalan rejeki."
"Lalu mas?"
"Pilihan yang kedua, jika kamu ingin memantapkan diri maka bisa membuka
usaha dulu. Agar calon istrimu semakin yakin kepadamu. Selain istri,
tentu nanti ada mertua dan keluarganya yang akan banyak bertanya padamu.
Pilihan ini, tentang memantapkan si dia dan keluarganya."
"Wah, dilema juga ya mas"
"Pada pilihan pertama, dirimu harus punya gambaran akan usaha ke depan. Jangan asal nekat, cinta ya cinta tai harus punya rencana untuk membahagiakannya. Kadang yang jadi masalah adalah komentar dari keluarga mertua. Namun jika memilih opsi kedua, kamu juga harus siap-siap bahwa orang yang kamu harapkan akan dilamar orang lain duluan. Perlu kamu tahu, bahwa terlalu menunggumu untuk sukses itu rasanya menyakitkan."
"Lah kamu dulu bagaimana mas? milih opsi pertama atau kedua ketika menikah dulu?"
"Aku dulu, milih opsi yang pertama. Nikah dahulu, karena istriku Chusnul Elsaturday ia sosok yang benar-benar bisa menerimaku apa adanya. Namun jangan tanya, di awal nikah itu cobaane ya berat seperti yang tadi aku sampaikan. Komentar dan tanggapan sinis mulai dari omongan tetangga dan keluarga mertua itu mengalir deras. Karena belum punya apa-apa dan kerjaan gak jelas pula."
"Hahaha berat mas. Enak yang opsi kedua berarti?"
"Hehehe belum tentu juga, berusaha bersama dari nol bareng-bareng itu menyenangkan. Tinggal tetap berusaha dan tak perlu pusingkan kata orang. Alhamdulillah, sekarang kamu bisa lihat hasilnya."
"Wanita yang kuharapkan sih orangnya neriman mas."
"Banyak juga teman-temanku yang memilih opsi yang kedua kok. Bekerja keras selagi masih muda, meyakinkan calonnya untuk menunggu. Selain itu ketika sudah punya usaha, maka resiko "dihelehkan" itu semakin kecil. Kamu gak dipandang rendah oleh dirinya dan keluarganya. Resikonya ya itu tadi, tiba-tiba kamu dapat undangan nikah dari orang yang kamu harapkan. Hahaha."
"Semua tergantung dari kita masing-masing ya mas?"
"Yap, semua tergantung kita yang menjalani. Toh jalan masing-masing orang itu berbeda-beda. Tak perlu terlalu meniru orang lain dan pusing dengan komentar sekitar. Menikah itu membahagiakan jika kita bisa menikmati segala momen bersamanya, bukan malah membadingkannya. Biasanya yang membanding-bandingkan justru orang lain. hahaha"
"Oke mas terima kasih. Tak mantepke ndisek."
"Wah, dilema juga ya mas"
"Pada pilihan pertama, dirimu harus punya gambaran akan usaha ke depan. Jangan asal nekat, cinta ya cinta tai harus punya rencana untuk membahagiakannya. Kadang yang jadi masalah adalah komentar dari keluarga mertua. Namun jika memilih opsi kedua, kamu juga harus siap-siap bahwa orang yang kamu harapkan akan dilamar orang lain duluan. Perlu kamu tahu, bahwa terlalu menunggumu untuk sukses itu rasanya menyakitkan."
"Lah kamu dulu bagaimana mas? milih opsi pertama atau kedua ketika menikah dulu?"
"Aku dulu, milih opsi yang pertama. Nikah dahulu, karena istriku Chusnul Elsaturday ia sosok yang benar-benar bisa menerimaku apa adanya. Namun jangan tanya, di awal nikah itu cobaane ya berat seperti yang tadi aku sampaikan. Komentar dan tanggapan sinis mulai dari omongan tetangga dan keluarga mertua itu mengalir deras. Karena belum punya apa-apa dan kerjaan gak jelas pula."
"Hahaha berat mas. Enak yang opsi kedua berarti?"
"Hehehe belum tentu juga, berusaha bersama dari nol bareng-bareng itu menyenangkan. Tinggal tetap berusaha dan tak perlu pusingkan kata orang. Alhamdulillah, sekarang kamu bisa lihat hasilnya."
"Wanita yang kuharapkan sih orangnya neriman mas."
"Banyak juga teman-temanku yang memilih opsi yang kedua kok. Bekerja keras selagi masih muda, meyakinkan calonnya untuk menunggu. Selain itu ketika sudah punya usaha, maka resiko "dihelehkan" itu semakin kecil. Kamu gak dipandang rendah oleh dirinya dan keluarganya. Resikonya ya itu tadi, tiba-tiba kamu dapat undangan nikah dari orang yang kamu harapkan. Hahaha."
"Semua tergantung dari kita masing-masing ya mas?"
"Yap, semua tergantung kita yang menjalani. Toh jalan masing-masing orang itu berbeda-beda. Tak perlu terlalu meniru orang lain dan pusing dengan komentar sekitar. Menikah itu membahagiakan jika kita bisa menikmati segala momen bersamanya, bukan malah membadingkannya. Biasanya yang membanding-bandingkan justru orang lain. hahaha"
"Oke mas terima kasih. Tak mantepke ndisek."
0 Response to "Antara Nikah Dahulu atau Buka Usaha Dahulu, Share Pengalaman."
Post a Comment