Chapter 1 - Sosok Misterius
Chapter 2 – Mawar dan Sebuah Pesan
“Jangan Vika, jangan!!!” cegah Silfi sambil memegang tangan Vika.
Namun Vika pun dengan beraninya beranjak dari ranjang menuju ke arah pintu, dari balik tirai Vika tak melihat siapapun di depan pintu. Begitu penasarannya, Vika justru membuka pintu itu, Silfi pun begitu deg-degan dan gemetar tubuhnya menatap pasti ke arah pintu yang terbuka. Alangkah terkejutnya mereka berdua ketika melihat di depan pintu, mereka melihat sebuah bungkusan misterius berwarna coklat.
“Siapa Ka, di luar?”Tanya silfi gemetaran.
“Nggak ada siapa-siapa Fi?”
“Tapi tadi aku melihat ada seseorang yang…” Kata-kata Silfi terhenti ketika Vika mengangkat bungkusan tadi.
“Cuma ada ini Fi, pasti ini dari orang yang kau lihat tadi”
Silfi kemudian menghampiri Vika, dia begitu penasaran dengan bungkusan kecil berbentuk balok yang berbalut kertas kado warna coklat itu. Silfi coba memegang bungkusan itu, sambil mencoba melangkah satu langkah ke luar pintu. Kepalanya mencoba menengok ke kanan dan kiri dengan gelisah, lalu pelan-pelan dia menoleh ke arah sudut jalan di pinggir penginapan. Tak ada tanda-tanda ada orang yang terlihat, hanya rimbunan pohon yang menambah suasana makin terlihat sunyi. Tiba-tiba Silfi melangkah memeluk Vika dengan eratnya,
“Vika, aku takut. Kenapa suasananya semakin begini?” Silfi menangis dalam pelukan Vika.
“Sudah-sudah, ini nggak ada hubungannya dengan tadi siang, tenang ya Fi.”
“Vika.”
“iya Fi, ada apa?”
“Jangan dibuka ya bungkusan itu, besok saja dibuka bareng-bareng ketika ada yang lain.”
“Oh iya Fi, tenang aja. Ayoo kembali tidur, itu lihat anak-anak yang lain aja sudah tidur pules gitu.” Vika menunjuk dua orang temannya yang masih terlelap di kamar mereka, Ulfa dan Putri.
Mereka berdua menutup pintu kamar, Silfi pun beranjak tidur. Di tengah malam Vika terbangun karena penasaran dengan bungkusan tadi, dilihatnya benda berbentuk kotak kecil itu dengan hati yang penuh pertanyaan. Memang di antara para teman-temannya, Vika adalah cewek yang paling berani dan yang paling besar rasa keingintahuaanya pada banyak hal. Dia pun menghampiri bungkusan itu, di pegangnya dengan hati-hati. Dilihatnya dari berbagai arah, dia sungguh penasaran dengan itu. Saat Vika berusaha membuka bungkusan itu, tangannya terhenti ketika ia melihat sebuah bayangan yang sekilas terlihat dari balik jendela.
“Apa orang ini yang tadi dilihat Silfi.” tanyanya dalam hati.
Kini suara langkah mulai terdengar menuju arah pintu kamarnya, Vika semakin penasaran. Dia meletakkan bungkusan itu, ia berjalan pelan mengambil sebuah tongkat yang kebetulan tergeletak di samping ranjang. Tongkat bambu yang siang tadi dipakai teman-temannya untuk keperluan acara. Sosok itu berhenti di depan pintu, Vika berjalan dengan pelan. Dia bersandar di balik dinding pintu, sambil memegang tongkatnya itu dengan erat. Tak terasa keringat menetes pelan dibalik wajah Vika. Membuatnya semakin deg-degan dan penasaran. Gadis cantik yang agak tomboi itu benar-benar tegang dan mulai merasa takut juga. Nafasnya mulai berhembus semakin cepat, dia menunggu pikirannya agak tenang sambil menatap jam dinding yang terus berdetak mengisi suara di ruangan itu. Tik tak tik tak, suara jam itu beradu dengan adrenalin yang kini menyerbu diri Vika. Terlihat jam itu sudah menunjuk tepat jam satu dini hari. Vika berniat membuka pintu dan terus memukul sosok di balik pintunya.
“Pasti orang ini berniat jahat, semalam ini mengunjungi kamarku.” pikirnya dalam hati.
Vika mulai menggenggam gagang pintu, namun saat dia baru akan memutar gagang pintu itu terdengarlah suara yang memaksanya menurunkan tongkatnya. Dia mendengar suara lelaki yang .....
Lanjut chapter 3 = Sosok Pengirim Pesan
0 Response to "Chapter 2 - Mawar dan Sebuah Pesan"
Post a Comment